Dua Musibah yang Menjadi Penyebab Kegalauan
Sahabat IDC, ada dua musibah yang sangat besar dan jauh lebih berbahaya bagi seorang mukmin jika dibandingkan dengan musibah seperti gempa bumi, kematian, penyakit, fitnah, kehilangan harta dll.
Dua musibah tersebut adalah,
1). Hilangnya kekhusyukan dalam beribadah
2). Sulitnya hati dinasehati
Hilangnya kekhusyukan dalam beribadah disebabkan oleh maksiat-maksiat yang dilakukan. Semakin banyak maksiat, maka semakin sulit kita memaknai ibadah-ibadah kita, semakin terasa hambar, kosong dan sekedar rutinitas.
Akhirnya hidup terasa membosankan karena kita telah kehilangan kenikmatan dan hikmah dari nya. Kemalasan pun akan melanda, menyebabkan badan sulit bergerak ketika kewajiban harus tertunaikan bahkan ibadah-ibadah pun akan ditinggalkan.
Setiap maksiat itu akan selalu meninggalkan bekas, baik dalam ingatan, perilaku, kepribadian atau akhlak, entah langsung atau tidak.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ÙƒَÙ„َّا بَÙ„ْ ٚ رَا Ù†َ عَÙ„ٰÙ‰ Ù‚ُÙ„ُÙˆْبِÙ‡ِÙ…ْ Ù…َّا Ùƒَا Ù†ُÙˆْا ÙŠَÙƒْسِبُÙˆْÙ†َ
"Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka." (QS: Al-Muthaffifin: 14 )
Di ayat di atas terfapat kata "ron". Apa itu "ron"?, Ron adalah karat, setiap maksiat demi maksiat, ia akan memberikan bekas dalam hati berupa karat-karat yang bisa menutupi hati seluruhnya.
Satu maksiat meninggalkan satu titik, dan jika terus melakukan maksiat maka titik-titik karat itu akan semakin banyak bertambah apalagi jika tidak segera dibersihkan dengan bertaubat dan melakukan amal-amal shalih.
Banyaknya maksiat dan banyaknya karat-karat yang menutupi hati, maka hilang sudah kekhusyukan dan kenikmatan beribadah, terasa membosankan, jenuh, futur sudah bahkan bisa menjadi fasik. Na'udzubillah.
Ya, begitulah akibatnya. Ketika itu terjadi maka satu musibah besar telah terjadi, Jika tak juga disadari maka musibah besar kedua bisa melanda pula yaitu 'Sulitnya hati dinasehati'.
Saat orang tua menegur, saat teman mengingatkan, saat mendengar ceramah, membaca buku ilmu sangat sulit didapatkan, hati akan sulit tergerak karena ia telat tertutup karat-karat maksiat. Pintu kebenaran menjadi tertutup dan kesesatan menjadi ancaman, benar-benar musibah yang besar.
Ada satu Hadits dari Rasulullah yang berbicara tentang kefuturan,
"Setiap waktu pasti ada gairahnya (masa semangat) dan di setiap gairah pasti mengalami penurunan (futur), Barangsiapa penurunannya kepada sunnah maka ia telah beruntung dan barangsiapa penurunannya kepada sesuatu yang lain (selain sunnah) maka ia telah binasa." (HR. Ahmad)
Jadi jangan salahkan bila diri kita mengalami masa penurunan karena itu adalah hal yang wajar akan tetapi di dalam hadits ini telah jelas bila kefuturan menghinggapi maka kita harus tetap teguh berada di dalam sunah-sunah Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam dalam amal amal kebaikan yang wajib maupun sunnah walaupun itu berubah maksimal turun dari yang sunnah ke tingkat yang mubah, Tetapi jangan sampai kita terjatuh ke pada tingkat yang haram apalagi meninggalkan yang wajib, bila kita sampai terlempar dari sunnah Rasul dan terjatuh ke dalam perbuatan-perbuatan haram, maka seperti yang Rasulullah katakan ia telah binasa atau celaka.
Sahabat IDC, Mari perbaiki niat dan cari motivasi dengan menghadiri majelis-majelis ilmu, meminta nasihat dari orang-orang shalih, membaca buku-buku islam atau dengan mendengarkan ceramah ulama agar hati kita tidak kosong dari ilmu. Meskipun hanya sedikit yang kita dapatkan tetapi ilmu sangat bermanfaat bagi hati kita seperti kata para ulama, "Setitik ilmu yang Allah SWT turunkan ke dalam hati kita, itulah yang bermanfaat."
Post a Comment