Bulir-bulir Airmata Untukmu Ibu


 

Saat gerimis turun dari langit yang sedih

Dan Saat raga ini begitu perih

Dengan penuh rindu kuucapkan maaf

Ibu Mohon ampuni segala khilaf


Alpa telah menghinggapi seluruh jiwaku

Nista menjangkiti lisan yang bodoh berucap kata

Aniaya diri ini terhadapmu oh…Ibu

Pelita hidupku


Ibu bakti tak ada guna tanpa ridhomu

Bagaimanapun hati ini bisa terpekur lesu

Saat penyesalan telah membalut kalbu

Bara api menyelubungi ketetapanmu


Ibu...berikan…

Setetes embun untuk dahagaku

Tiupkan…

Sang bayu menyejukkan tubuh kasarku


Besok…

Aku kan berhenti berontak

Walau berat membenamkanku

Tatkala samurai pun mengoyak

Tetap kuberdiri diambang pintu keridhoanmu Ibu


Kumengharap seucap kata...

Menanti sebuah cahaya Cinta...

Mendamba peluk sayangmu...

Dalam bulir-bulir airmata menggenang...


Tapi,budi dan akal kini pun sudah buyar

Terbunuh oleh titian takdir

Bahkan waktu tak bisa membayar

Kini hanya tersisa getir


]Muslimah-Watashiwa]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.